Selasa, 20 Mei 2014

Sejarah Animasi di Indonesia

Perjalanan Animasi Indonesia 

Achmad Rofiq bersama  mas Chandra Endroputro (Pixel Efekt)
Sejarah animasi di Indonesia bermula pada tahun 1955, dimana penayangan film Si Doel Memilih karya Dukut Hendronoto telah menancapkan tonggak dimulainya sejarah animasi modern di negeri kita. Dukut Hendronoto atau lebih dikenal sebagai Pak Ooq, yang dikirim oleh Pusat Film Negara (PFN) pada tahun 1950-an silam untuk memperoleh pendidikan studio Walt Disney, hanya mampu menggetok-tularkan pengetahuannya pada segelintir orang, termasuk dirinya, yang kemudian menggambar, membuat film animasi dengan "plastik taplak meja", karena tidak mampu membeli celluloid animation yang pada periode 1970-an sangat mahal dan langka. Meski demikian, semangat membuat film animasi tetap ada, dan filmnya, Kayak Beruang, film animasi berdurasi kurang-lebih 5 menitan, memperoleh hadiah dalam lomba film mini Dewan Kesenian Jakarta pada awal tahun 1970-an.

Keberlangsungan animasi di tanah air kemudian dilanjutkan oleh stasiun TVRI yang menampilkan program-program animasi di beberapa segmen tayangannya. Hingga tahun 1970-an, film animasi semakin bermunculan, ditandai oleh film Si Huma produksi PPFN yang cukup fenomenal (karya Pak Partono Soenyoto). Dilanjutkan dengan Si Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi) dalam salah satu episode berupa animasi gabungan stop motion, paper cut & 2D bercerita tentang TIMUN MAS.


bersama  animator senior: pak Partono Soenyoto (animator si HUMA)
 & Wiryadi Dharmawan (DGM Animation)


Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan animasi yang menerima order dari luar negeri seperti Asiana Wang Animation (kerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya Jepang/ Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket di Bandung, Bening di Yogyakarta, Tegal Kartun, dan seterusnya hingga muncul di tahun 90-an, beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata, Matahari Studio (lebih ke game animation), dan generasi baru seperti Wahyu Aditya dengan Hello;motion-nya.
Pertama kali animasi Indonesia dipresentasikan dunia luar adalah saat Dwi Koendoro diundang undang untuk memngikuti Festival Animasi Internasional di Hiroshima Jepang pada tahun 1994. Pada saat presentasi, beliau mengatakan ”…we, Indonesian have the origin of animation…” Beliau tambah dengan beberapa contoh mengenai pewayangan. Bagi yang mengenal wayang, mereka membenarkan, bagi yang tidak mengenal wayang, mereka ingin mengetahui bahkan memperdalam.

Di kota pahlawan Surabaya tampil PT INDEX di bawah pimpinan Yuwono. Yang karya film penyuluhannya memenangkan penghargaan dari FSI 1994. Yuwono tak hanya melakukan eksperimen, namun sudah mampu memproduksi karya animasi baik untuk keperluan film iklan maupun serial TV. Tercatat serial animasi 3D : HELLA, HELLI, HELLO. Sebelum film 3D Animation pertama studio Disney TOY STORY di putar di Indonesia.



Pada tahun 2000-an, film animasi layar lebar Homeland dan Janus Prajurit Terakhir sempat memberi kita harapan akan masa depan industri film yang bercikal bakal dari artwork komik. Video klip dengan teknik animasi juga sudah menjadi tren pada tahun ini, sebut saja video klip “Bayangkanlah” yang dilantunkan oleh grup band Padi. Video klip itu menceritakan tekanan kekerasan dunia yang mengancam kehidupan manusia dibuat oleh Wahyu Aditya yang juga seorang pemilik sekolah animasi “HelloMotion di Jakarta.
Pria 28 tahun kelahiran Malang itu juga telah banyak mendapatkan kesempatan berkeliling dunia karena prestasinya dibidang animasi baik melalui festival internasional maupun undangan sebagai nara sumber seminar di luar negeri.

Wahyu Aditya
Pada sekitar tahun 2006, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran Industri Kreatif “Cams Solution” yang berdiri di kawasan BSD Tanggerang. Perusahaan ini didirikan oleh Peni Cameron, wanita yang sudah tidak asing lagi di dunia animasi di Indonesia. Meskipun bukan animator, beliau adalah salah satu pendiri AINAKI. Kiprahnya untuk memajukan industri animasi di Indonesia semakin berpijar ketika beliau membuat sebuah program Road To Animation Festivals 2007 dengan menggelar road show (seminar dan diskusi animasi ) di 12 kota, yakni Medan, Padang, Jakarta, bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, Makasar dan Jayapura. Program tersebut juga didukung oleh Kementrian Negara Riset dan Teknologi, TV Lokal, SMKN 5 Yogyakarta, SMKN 14 Bandung, SMKN 9 Malang, SMKN 5 Malang, SMKN Denpasar dan lain-lain.

Road to Animation Festival & CAM's award
Beberapa festival juga berhasil diselenggarakan mulai tahun 2007 antara lain CAMS AWARD dan Indonesia Creative Idol. Program penyiaran serial animasi juga mulai ditayangkan di 25 stasiun TV lokal se – Indonesia. Program penyiaran tersebut tentunya menayangkan film seri animasi yang diproduksi oleh CAM’S dan beberapa studio animasi ternama di Indonesia antara lain, Kojo Anima – Bandung dan K-deep Animation (sekarang DGMaxinema)– Malang. 

Adapun beberapa pameran atau festival animasi yang pernah diadakan di Indonesia antara lain :
·         FFAI (Festival Film Animasi Indonesia) – Dewan kesenian Jakarta 
·          PEKAN (Pekan Komik dan Animasi Nasional) – DEPBUDPAR & DEPDIKNAS 
·         FAN (Festival Animasi Nasional) – Depdiknas & AINAKI
·         Urbanimation – Dewan Kesenian Jakarta
·         Hello;Fest – Hello;Motion – tahunan
·         FGAI (Festival Game dan Animasi Indonesia) – Depdiknas 

Cukup menarik apabila dilihat pada daftar beberapa kegiatan animasi yang telah disebutkan diatas, bahwa ada beberapa even yang diadakan oleh Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional). Hal ini tidak lain adalah karena komitmen yang besar akan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas animasi di Indonesia dari beberapa tokoh penting di Departemen tersebut seperti Dr. Ir. Gatot Hari Priyowirjanto yang telah bersemangat bersama praktisi dan komunitas animasi untuk membuat gebrakan industri animasi Indonesia, atas prakarsa beliau jugalah “Kampung Animasi” didirikan di kota Malang.
Adapun beberapa nama yang seringkali muncul diberbagai festival seperti Wiryadi Dharmawan, Tosan Priyonggo, M. Solikin, Firman Widyasmara, Gangsar Waskito adalah sebagian dari beberapa animator yang sampai sekarang masih memproduksi film-film animasi pendek yang diperuntukkan sebagai hobi dan untuk kepentingan eksperimental serta festival. 

Talenta animasi di Indonesia
Dalam perjalanan animasi Indonesia, keberadaan talenta animator di Indonesia sendiri amatlah sangat banyak dan juga tak kalah maju dengan negara-negara asia lainnya. Hanya saja keberadaan mereka tidak didukung oleh manajement yang kuat dan rapi. Sama seperti halnya seniman, animator juga harus didukung oleh banyak aspek yang berhubungan langsung dengan pemerintah dan tenaga kerja (industri) agar karya animasi bisa bergaung di dalam dan  di luar negeri. Animator Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit maupun wayang golek, leluhur kita piawai dalam membuat candi & pura, sehingga gambar detail dan indah bukan masalah bagi masyarakat Indonesia.
Sekarang ini, di Jakarta jauh lebih susah/ langka mencari animator 2D ( yang berstandard internasional) dibandingkan mencari animator 3D, beberapa animator 2D yang handal, kini bergabung dengan rumah produksi maupun post production, yang mengerjakan TV commercial dll.

Beberapa tokoh animator di Indonesia yang masih terus berkarya adalah  Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gatot Prakosa yang senimator (seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak Raden & Pak Denny Djunaid yang berjuang di era animasi TV swasta pertama (sejaman dengan munculnya RCTI) untuk iklan, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa nama yang membuat 3D animasi seperti Mas Chandra Endroputro, untuk JANUS; film layar lebar gabungan life & 3D, Deddy Samsudin untuk berbagai animasi iklan TV, hingga yang terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam. Deswara Aulia dengan siaran radio mengenai animasinya di internet, serta Bambang Gunawan atau yang lebih dikenal sebagai Mas Be dengan blog dan buku “nganimasi” kreatifnya.

Janus Prajurit terakhir -film animasi live-action pertama Indonesia
  (produksi Pixel Efekt)
Diluar nama-nama yang telah saya sebutkan diatas, masih ada sederet talent-talenta animasi lain yang banyak mendapat sorotan media atas kiprah mereka di film-film internasional: seperti Rini Triyani Sugianto ( animator The Adventure of Tintin: Secret of The Unicorn ), Marsha Chikita Fawzi ( yang terlibat juga dalam pengerjaan animasi Ipin Upin karya Las' Copaque Malaysia) dan beberapa nama-nama lain yang tidak bisa saya sebutkan secara komplit disini. (sumber: 7 animator Indonesia Berprestasi Internasional )
http://rofiqartoon.blogspot.com/2013/06/perjalanan-animasi-indonesia.html

Sejarah Animasi Indonesia

Sejarah Animasi Indonesia  mulai diketahui sejak ditemukannya Cave Pinting yang bercerita mengenai binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis. Sejak tahun 1933 di Indonesia banyak koran lokal yang memut iklan Walt Disney. Kemudian pada tahun 1955, Presiden Soekarno yang sangat menghargai seni mengirim seorang seniman bernama Dukut Hendronoto (Pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt Disney. Setelah belajar selama 3 bulan, ia kembali ke Indonesia dan membuat film animasi pertama bernama “Si Doel Memilih”. Film animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi awal dimulainya animasi modern di Indonesia.
Pada tahun 1963 Dukut Hendronoto (Pak Ook)  pindah ke salah satu stasiun TV di Indonesia milih Negara dan mengembangkan animasi di sana dalam salah satu program namun kemudian program itu dilarang. Di tahun tersebut stasiun TV tersebut merupakan stasiun TV yang ada di Indonesia. Stasiun ini sudah memulai  menayangkan film-film yang dibuat oleh Walt Disney dan Hanna-Barbera, sekitar tahun 1970.
Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, terlalu banyaknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film, di festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo dll.
Pada tahun 90-an sudah banyak berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun 1998 mulai ada film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil, dan an pada era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari negara Jepang seperti Doraemon dll.
Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, dll. Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya “Janus Perajurit Terakhir”
Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. Film ini berkisah soal petulangan seorang bocah bernama Bumi yang berusaha menemukan tempat tinggalnya di dunia yang imajiner. Dalam menempuh perjalanan itu Bumi ditemani beragam binatang yang memiliki indra dan berjiwa dan mempunyai kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya manusia. Film ini digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di Jogjakarta.
Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, menyelipkan satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli anak negeri ini yang merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang sebelumnya lebih sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Animasi ini mencitrakan Kabayan sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana. Kabayan memiliki teman imajinasi seekor kunang-kunang bernama Lip Lap. Dia selalu mengikuti dan menemani Kabayan ke mana pun. Lip Lap sering menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah.
Pada tahun 2008, Indonesia  berhasil membuat film animasi 3D pertama yang ditayangkan di layar lebar dan juga sudah berhasil Go Internasional (didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia). Film animasi yang berjudul “Meraih Mimpi” tersebut diproduksi Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang berpusat di Batam. Film ini merupakan adapatasi dari buku karya Minfung Ho berjudul Sing to The Dawn. Buku tersebut bercerita tentang kakak beradik yang berusaha melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu. IFW membuat adapatasi buku Minfung Ho tersebut atas permintaan pemerintah Singapura yang ingin buku wajib baca di beberapa SD di Singapura tersebut dibuatkan filmnya. Begitu mendapat tawaran, IFW langsung memulai pengerjaan film Sing to The Dawn. Dan untuk diketahui lebih dari 150 animator yang turut andil di dalamnya

7 Animator Asal Indonesia yang Mendunia
1.     Rini Sugianto
Berawal dari kecintaan terhadap karakter fiksi seorang jurnalis berjambul bernama Tintin, seorang animator muda asal Indonesia bernama Rini Sugianto sukses menembus kancah perfilman Hollywood. Rini, lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California, yang saat ini bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru, baru-baru ini ikut menggarap film “The Adventures of Tintin.” Dalam film ini, Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. Dia mengerjakan paling banyak adegannya, total ada 70 shot di film Tintin. Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood lainnya. film The Avengers, gabungan superhero seperti “Thor” dan “Captain America”. M
2.      Griselda Sastrawinata
Griselda pindah ke AS sejak dari Bangku kelas 2 SMA dan menamatkan SMA di sana, lalu ia melanjutkan ke Art Center College of Design di Pasadena, AS. Selain bekerja di Dreamwork, Griselda juga mengajar ilmu komunikasi visual di kampus almamaternya. Shrek adalah salah satu film produksi dari Hollywood yang melibatkan Griselda Sastrawinata, seorang animator asal Indonesia yang tinggal di California, Amerika. Ia bekerja untuk studio animasi terkenal Dreamwork. Perusahaan film animasi inilah yang sudah memproduksi berbagai film terkenal seperti Kungfu Panda, Madagascar, Monster Aliens, serta banyak yang terkenal lainnya.
3.      Andre Surya
Lahir di Jakarta, 1 Oktober 1984, studi di Jurusan Desain Komunikasi Visual Univeritas Tarumanagara, Jakarta. Andre adalah satu-satunya digital artist asal Indonesia. Ia bernaung di divisi Industrial Light and Magic (ILM) Lucasfilm Singapore. Lucasfilm merupakan salah satu production company tersukses di dunia, yang didirikan tahun 1971 oleh George Lucas, sutradara Star Wars. Karya lainnya, City of Enhasa, juga meraih juara satu di Future World Contest. Iron Man adalah film pertama yang ia kerjakan. Setelah itu, ia terlibat dalam penggarapan sejumlah judul film seperti Star Trek, Terminator Salvation, Transformers: Revenge of the Fallen, dan Iron Man 2. Ia juga ikut menggarap Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Surrogates, dan Transformers: Revenge of the Fallen.
4.      Christiawan Lie
Chris Lie, tamatan ITB dan peraih beasiswa full bright untuk kuliah di jurusan sequential art (komik) di Savannah College of Art and Design, Amerika Serikat merupakan salah satu pekerja dibalik layar beberapa film terkenal. Sebut saja Transformers 3, GI Joe, hingga yang terbaru Spiderman 4. Bahkan,saat ini dia juga tengah merampungkan beberapa proyek gim, seperti Starwars dan Lord of the Rings.
5.      Wirawinata
Lulusan Nanyang Polytechnic (Singapore) dan Art Centre Collage of Design (Passadena/ CA-US) ini awal nya sekedar menyelesaikan film animasi “The Little Red Plane” sebagai final project kelulusan di Art Centre, dan iseng” mengirimkan film mereka ke festival film animasi Internasional. Diluar dugaan The Litte Red Plane meraih banyak penghargaan seperti medali emas Student Emmy Award dan Dance With Film, Piala Kristal di Festival Film Heartland, serta ditayangkan khusus di Festival Film Cannes. Kini Wira dengan perusahaan yang didirikannya Shadedbox mulai beralih ke dunia animasi komersial, dengan bekerja sama dengan Cartoon Network, The Gotham Group, Buena Vista Games, Sony Computer Entertainment of America, Microsoft, Midway Games dan Landor. Karya lainnya seperti pembuatan animasi iklan: Burger King, Toyota Yaris, Air Transport Authority dan FIlm Animasi Desperate Housewives.
6.      Marsha Chikita
Animator Film Upin-Ipin namanya Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi , kiki panggilan akrab anak ikang fauzi ini saat memulai Karirnya saat ikut program magang di perusahaan di Las’ Copaque Production(rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin). Sejak awal 2010, dia diterima di sana. Bahkan, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebut. Dia terjun langsung ikut membuat animasi film anak-anak yang banyak digemari di Indonesia itu. Meski magang, Kiki sudah dibayar RM 500 (ringgit Malaysia) atau Rp 1.400.000 (kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulan. Lantaran pekerjaannya dinilai istimewa, Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan dengan gaji lebih besar. Awalnya, Marsha bekerja serabutan di studio itu.
7.      Pamela Halomoan
Animator dan ilustrator bernama Pamela Haloman. Di usianya yang baru 19 tahun, karya Pamela telah dinikmati masyarakat Singapura, Amerika, Inggris dan Turki. Tida hanya itu, karakter yang Ia buat telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung saat dipamerkan di Singapore Game Toy Comic Convention. Ribuan karakter telah dibuat oleh Pamela, namun salah satu karakter bernama “Wolly” yang membuat Pamela mendapat cukup perhatian. Wolly adalah salah satu karakter ciptaan Pamela yang digambarkan dengan muka seekor babi dengan mata setengah terbuka yang diikuti bentuk badan penggabungan dari beberapa hewan. Pameran pertama Pamela pun dilakukan di Papertoys Exhibition di Turki dan langsung mendapat perhatian dari pihak galeri.

http://andriyani53.wordpress.com/2013/10/21/sejarah-animasi-indonesia/

10 Film Animasi Terbaik Disney

Pada zaman dahulu kala, sebelum komputer ditemukan. Manusia membuat film animasi dengan menggambar tokoh-tokohnya di kertas putih kosong. Bak tongkat sihir, tangan-tangan terampil para animator menghidupkan cerita dongeng dengan gambar-gambar indah. 

Walt Disney dianggap sebagai pelopor seni animasi yang menyajikan kita karakter mulai dari Miki Tikus, Donal Bebek, Paman Gober, dll. Namun, selain tokoh-tokoh kartun nan lucu itu, Disney juga menyuguhkan kita film-film animasi panjang (feature length animation) hasil kreasi keajaban tangan-tangan animatornya.
Syahdan, mulai 1995, Disney merilis Toy Story yang dibuat Pixar. Sejak itu era keemasan animasi komputer dimulai. Sejak Toy Story, lebih banyak film animasi yang dibuat dengan komputer ketimbang gambar tangan. 

Nah, menengok puncak box office dua pekan terakhir, ada fenomena menarik. Film animasi gambar tangan alias animasi tradisional The Lion King, yang aslinya rilis 1994, dirilis ulang dalam format 3D. Hasilnya, selama 2 pekan The Lion King (3D) merajai puncak box office mengalahkan film-film yang dibintangi Brad Pitt, Morgan Freeman, maupun Robert DeNiro.

Memperingati kembalinya kedigdayaan animasi tradisional Walt Disney di puncak box office, kami merating 10 film animasi tradisional Disney yang menurut kami terbaik.

1. Pocahontas, 1995

Sepanjang sejarahnya, Walt Disney melahirkan para putri-putri ikonik dengan dandanan khas mereka: cantik, kulit putih dengan rok mengembang. Karena seringnya Disney memberi gambaran putri cantik berkulit putih, banyak yang menganggapnya melanggenggakan hegemoni kulit putih atas kulit lain. Gambaran cantik seorang putri versi Disney dianggap sebagai gambaran ideal. Selain versi Disney, dianggap tidak cantik. Disney kemudian sadar atas kritik itu.

Setelah berkali-kali mengangkat kisah dongeng Barat, Disney beralih ke cerita yang mengangkat kaum minoritas sebagai tokoh utamanya. Pocahontas, rilis 1996, menggambarkan sosok putri dari suku Indian, kaum minoritas di Amerika Serikat. Tentu, putri Pocahontas tidak berkulit putih ataupun mengenakan korset dan rok yang mengembang. Kisah pertemuan orang kulit putih dengan kulit berwarna di tanah Amerika ini dianggap medium yang pas untuk menjelaskan perbedaan dan toleransi. O ya, Anda menonton Avatar karya James Cameron tempo hari? Ada kemiripan kisahnya dengan Pocahontas, bukan? 


2. The Little Mermaid, 1989 

Selama dua puluh tahun setelah kematian Walt Disney, studio film itu mencapai titik membosankan. Film-film animasinya tak lagi pas disebut klasik. Pena animator Disney sedang tumpul setelah ditinggal penciptanya. Syahdan, ketika Disney ditangani Jeffrey Katzenberg (sekarang bos DreamWorks) Disney bangkit. Film ini menandai kebangkitan kembali Disney.

Studio itu mengali dongeng klasik Barat dan menemukan kisah putri duyung karya Hans Christian Andersen untuk ditafsir ulang, diceritakan kembali bagi penonton generasi sekarang. Hasilnya, Disney menemukan formula klasik yang kemudian jadi pegangannya selama betahun-tahun untuk membuat film animasi: cerita dongeng yang ringan, paduan desain klasik dan kontemporer, serta sajian lagu-lagu pop yang bakal disuka semua usia, tua dan muda. 

3. Cinderella, 1950 

Salah satu kehebatan film animasi Disney adalah ketika Disney mengangkat cerita dongeng, orang mengira versi Disney adalah versi asli dongeng tersebut. Bahkan, banyak yang mengenal cerita dongeng pertama kali dari versi yang dibuat Disney. Begitu pula yang terjadi pada dongeng Cinderella. Kebanyakan orang tak tahu seperti apa cerita aslinya kecuali yang disajikan Disney.

Kisah anak tiri yang disiksa ibu dan saudara tirinya itu, serta kemudian datang ke pesta dansa bertemu sang pangeran, lalu meninggalkan sepatu kacanya tak lekang dimakan waktu meski sudah ditonton berkali-kali. Lebih dari 60 tahun, Cinderalla versi Disney telah mengisi narasi warga bumi atas kisah klasik itu di setiap generasi. Tak heran, kita kemudian percaya kalau cerita Cinderella ya yang versi Disney. Lainnya hanya adaptasi. Sayang memang, tapi mau bagaimana lagi. 

4. The Lion King, 1994

Film animasi ini dianggap menjiplak cerita Kimba The White Lion karya pelopor manga-anime Jepang, Osamu Tezuka. Memang susah untuk tidak menganggapnya demikian. Namun, bukan berarti The Lion King tak berkualitas. The Lion King adalah animasi dengan kualitas layaknya film epik. Kisahnya pun terasa terlalu dewasa untuk ditonton anak-anak. Bahkan ada nuansa tragedi Shakespeare di dalamnya.

Seekor singa pewaris tahta disalahkan atas kematian ayahnya, lalu pamannya yang jahat—otak sesungguhnya yang menyebabkan kematian itu—mengambil alih kekuasaan. Sang singa kemudian terusir dan hidup bebas hingga ia harus kembali lagi merebut tahtanya dan menemui takdirnya sebagai penguasa rimba. The Lion King tak hanya berisi tingkah kartun nan lucu maupun lagu-lagu indah, tapi juga tentang kematian dan perebutan tahta. 

5. Snow White and Seven Dwarfs, 1937 

Ini film animasi yang memulai segalanya. Ya, inilah film animasi panjang pertama. Sekarang orang menganggapnya sebagai film animasi yang imut tentang putri yang tinggal di hutan bersama kurcaci-kurcacinya. Padahal, butuh pengorbanan besar bagi Walt Disney mewujudkan film animasi ini. Film ini butuh waktu pembuatan 3 tahun, menghabiskan AS$ 1,5 juta, hampir bikin perusahaannya bankrut.

Andai, film ini flop, hampir pasti Disney bakal menutup studio animasinya. Tapi, yang terjadi, Snow White jadi film paling sukses tahun 1938. Saat pertama hadir, Snow White dianggap sebuah revolusi bagi film animasi yang dimasa itu lebih berupa tontonan pendek lucu berisi gambar dan musik. Snow White tak hanya lucu, tapi juga mengandung drama tragedi Yunani di dalamnya. Saat Snow White makan apel beracun banyak anak-anak masa itu ketakutan, menangis dalam bioskop. 

6. Lady and the Tramp, 1955 

Tentu, saat menyebut film ini orang langsung teringat momen saat dua anjing tengah duduk berdua menyantap spaghetti sambil mendengar lantunan lagu “Bella Notte”. Ketika menyantap mie yang sama, dua sejoli berwujud anjing, Lady dan Tramp tak sengaja berciuman. Momen itu dianggap sebagai salah satu momen paling romantis sepanjang sejarah perfilman.

Tapi, tahukah Anda, saat Walt Disney melihat porongan kasar adegan itu, ia tak menyetujuinya. Untungnya ia berubah pikiran. Lady in the Tramp diangap sebagai momen saat Disney kembali ke penceritaan sederhana tanpa berambisi mengadaptasi novel atau dongeng populer. Hasilnya, Disney tetap mampu memikat penonton semua umur dari setiap generasi. Ditonton lagi, oleh generasi sekarang maupun yang akan datang, film ini tetap memikat. 

7. Tarzan, 1999 

Tarzan menjelang milenium baru versi Disney tidak hanya bergelantungan dari pohon satu ke pohon lain, maupun berteriak kencang memanggil binatang-binatang lain. Ia lebih sering bergerak lincah bak pohon adalah papan luncur. Buat saya, meski dalam bentuk animasi, Disney mengisahkan legenda Tarzan ke bentuknya paling mendekati aslinya.

Sosok Tarzan yang diasuh kera sejak bayi—karena itu ia sering dijuluki Manusia Kera—membuatnya memiliki bahasa tubuh bak kera. Tarzan, misalnya, jarang terlihat berdiri tegak lurus, lebih sering bergerak tak ubahnya simpanse. Di luar orisinalitas itu, Tarzan versi Disney adalah kisah sempurna tentang pencarian jati diri anak manusia. Apalagi tabahan musik-musik merdu Phil Collins, menjadikan film ini makin menawan. 


8. Fantasia, 1940

Walt Disney bukan penemu film animasi. Tapi, ia membawa teknologi sinema ini ke ranah seni yang tak pernah digapai manusia lain sebelumnya. Salah satu pencapaiannya adalah Fantasia. Ide dasar Fantasia sederhana saja: ambil musik-musik klasik yang dikenal orang, dan padukan dengan gambar-gambar animasi. Film ini kemudian dicatat, seperti dikutip RottenTomatoes, sebagai sebuah landmark di bidang animasi yang pengaruhnya terus terasa hingga kini. Lewat tokoh Miki Tikus yang dikenal manusia sejagad, lewat film ini Disney meneguhkan posisinya tak hanya sebagai sineas, tapi juga seniman. 

9. Beauty and the Beast, 1991 

Beauty and the Beast adalah film animasi pertama yang bertengger dengan terhormat di deretan nominasi Film Terbaik Academy Awards. Sebelumnya, film ini menjadi film animasi pertama yang meraih gelar Film Terbaik (Komedi atau Musikal) di ajang Golden Globes. Maka, kualitas film ini tak perlu lagi dipertanyakan. Beauty and the Beast segera jadi klasik sejajar dengan film-film klasik cerita putri Disney lain seperti Snow White, Cinderella, maupun Sleeping Beauty.

Tentu, bukan Disney pencipta dongeng si cantik dan si buruk rupaini, melainkan dongeng Prancis karya Jeanne-Marie Leprince de Baumont. Namun, sentuhan tangan dingin animator Disney mebuat kisah ini lebih dekat bagi warga dunia. Tidak seperti karakter putri-putrinya terdahulu yang berpangku tangan menanti pangeran tampan, Belle adalah seorang perempuan mandiri (banyak yang menganggapnya karakter feminis). Belle rela berkorban menggantikan ayahnya yang disandera makhluk buas. Belle juga kemudian juga memenangkan hati sang makhluk buas itu dan mengubahnya jadi pangeran tampan. 

10. Pinocchio, 1940 

Film ini dipilih situs majalah Time sebagai nomor wahid dari 25 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa. Kami setuju, makanya menempatkannya di posisi puncak versi kami juga. Pinocchio, karya kedua Disney setelah Snow White, diangkat dari novel karya Carlo Collodi tahun 1883, dicatat Time telah memberi plot dasar pengisahan bagi film-film animasi lain sesudahnya. Happy Feet, Kung Fu Panda, atau Tangled berutang pada Pinocchio dari segi tema cerita.

Kisahnya adalah sebuah cerita klasik coming-of-age film, kisah pencarian jati diri. Kita mengikuti petualangan akbar Pinocchio, sesosok boneka kayu ingin menjadi manusia: ia bertemu jangkrik, diculik, dimakan ikan paus, hingga bertemu peri baik hati. O ya, siapa yang tak ingat pesan moral film ini untuk jangan berbohong (kalau berbohong, hidungmu akan memanjang), atau anak-anak nakal yang bernasib jadi keledai. Hebatnya Disney, segala pesan moral itu tak terasa menggurui. Kita terhibur oleh petualangan Pinocchio dan tak bosan menontonnya berkali-kali lagi.

http://asiktau.blogspot.com/2013/02/animasi-terbaik-10-film-tradisional.html

10 Film Terbaik Produksi Pixar Animation Studios

Siapa pencinta film yang tidak mengenal Pixar? Perusahaan besutan almarhum petinggi Apple Inc, Steve Jobs, ini terkenal dengan film animasinya yang tidak hanya bagus tapi juga luar biasa.
Pixar Animation Studios adalah sebuah studio animasi komputer Amerika Serikat yang berpusat di Emeryville, California. Perusahaan ini pernah meraih tujuh Academy Award. Pixar juga adalah produsen animasi yang paling sukses dalam penghargaan Best Animated Feature dengan memenangkan enam dari delapan nominasi, pesaing terdekatnya adalah DreamWorks Animation SKG yang telah memenangkan 1 dari 6 nominasi.
Film buatan Pixar terkenal dengan hasil film animasi CGI, seperti Toy Story, Finding Nemo, dan Cars, yang dicapai dalam pelaksanaan pemakaian PhotoRealistic RenderMan, yaitu pemrograman aplikasi API, dari Renderman yang digunakan untuk menghasilkan gambar bermutu tinggi.
Pada tanggal 24 Januari 2006, The Walt Disney Company membeli Pixar dengan harga $7.4 miliar dengan meniagakan semua sahamnya. Pemerolehan tersebut selesai pada 5 Mei 2006 (menukar satu saham Pixar untuk 2,3 saham Disney), membuat Pixar sepenuhnya menjadi milik Disney.
Film Pixar diantaranya adalah: Toy Story (1995), Bug’s Life (1998), Toy Story 2 (1999), Monsters Inc. (2001), Finding Nemo (2003), The Incredibles (2004), Cars (2006), Ratatouille (2007), Wall-E (2008), Up (2009), Toy Story 3 (2010), Cars 2 (2011), dan Brave (2012).
Film buatan Pixar selalu membawa inovasi dan kebaruan dalam dunia animasi. Ide untuk filmnya fresh dan belum pernah dibuat sebelumnya. Contohnya saja film Cars. Menurut saya, film Cars dari Pixar adalah film yang sangat hebat. Idenya sangat bagus. Mulai dari karakter-karakter yang berupa mobil, cerita yang menghibur, dan teknik animasi yang luar biasa. Tidak hanya itu Cars saja, film animasi buatan Pixar yang lain juga selalu membawa inovasi, ide yang baru, dan dapat membuat penonton takjub.
Berikut di bawah ini adalah 10 film animasi terbaik buatan Pixar Animation Studios versi Kusukasuka.com:
10. Toy Story (1995)
Toy Story merupakan film Pixar pertama yang dirilis ke bioskop, meraup USD 356 Juta dari seluruh dunia. Selain itu Toy Story adalah film panjang dengan gambar buatan komputer pertama yang dirilis Disney. Toy Story mendapat penghargaan Academy Award dan Golden Globe Award. Ceritanya berkisar tentang petualangan mainan yang digambarkan bisa hidup jika tidak ada orang.
Woody adalah salah satu dari sekumpulan mainan di rumah Andy. Dia dan teman-temannya sangat resah karena Andy berulang tahun yang berarti dia akan mendapat hadiah dan ada kemungkinan mainan yang lama akan dilupakan. Satu-satunya hadiah mainan untuk Andy adalah Buzz Lightyear, sebuah tokoh petualangan luar angkasa. Kedatangannya mengundang kekaguman mainan lain dan kecemburuan Woody. Berbagai atribut Woody di kamar Andy juga diganti dengan pernak-pernik Buzz. Selain itu, Buzz belum sadar bahwa dia adalah mainan. Dan tetap menggangap dia petualang luar angkasa dan menganggap bahwa sayap dan penembak lasernya adalah asli.
Saat kecemburuannya memuncak terjadi sebuah masalah. Buzz terlempar keluar dan para mainan meminta Woody bertanggung jawab. Buzz dan Woody pun melewati petualangan yang menegangkan untuk kembali bersama teman-temannya, yang berada dalam truk pindahan karena Andy akan pindah rumah.
9. Bug’s Life (1998)
Bug’s Life berkisah tentang petualangan semut bernama Flik yang berkelana meninggalkan koloninya untuk mengumpulkan para serangga lain yang bisa diajaknya mempertahankan koloninya dari kawanan belalang jahat. Belalang memperlakukan koloni semut seperti budak mereka. Beberapa periode sekali, semut harus mengumpulkan makanan untuk para belalang. Di film ini, animasi Pixar sudah lebih bagus dibanding Toy Story.
Film ini sukses dan menjadi box office. Bug’s Life memenangkan beberapa penghargaan, salah satunya adalah Animasi Terbaik di Los Angeles Film Critics Association, Academy Award, dan Golden Globe Award.
8. Finding Nemo (2003)
Marlin si ikan badut adalah sosok calon ayah yang gugup. Saat tahu dia akan jadi ayah bagi 400 telur ikan, Marlin gugup apa anak-anaknya akan menyukainya. Tapi bencana datang, istri Marlin dan 399 calon bayinya dimakan ikan lain. Maka Marlin menjaga dengan sangat hati-hati satu-satunya anaknya yang tersisa, Nemo. Sayangnya suatu hari Nemo marah pada ayahnya dan melarikan diri. Dia kemudian tersesat dan hilang di samudera yang luas. Marlin kemudian bertekad mencari putranya yang hilang. Dalam pencarian, dia dibantu Dory, ikan yang mengalami short-term-memory lost alias gangguan ingatan sesaat. Kisah Marlin mencari Nemo adalah wujud perjuangan seorang ayah yang rela melakukan apa saja demi mencari putra tercinta, bahkan dengan mengarungi samudera luas sekalipun.
Finding Nemo adalah film yang sangat menghibur dan menyentuh apalagi saat bertemunya kembali Marlin dan Nemo. Film yang rilis tahun 2003 telah memenangkan beberapa penghargaan diantaranya adalah Academy Award, Golden Globe Award, dan Saturn Award untuk Film Animasi Terbaik.
7. Cars (2006)
Meskipun film Cars adalah satu-satunya animasi dari Pixar yang gagal mendapatkan keuntungan di atas USD 500 Juta, menurut saya film ini tetap luar biasa. Ide yang dituangkan dalam film ini benar-benar baru dan menakjubkan. Film ini membuat saya salut pada Pixar karena bisa membuat film yang sangat kreatif.  Saya menjadi penggemar film buatan Pixar sejak menonton film Cars.
Cars berkisah tentang mobil-mobil yang bisa bicara dan punya kehidupan. Suatu hari seorang mobil balap modern muda warna merah kinclong bernama Lightning McQueen terdampar di kota kecil di tepi gurun bernama Radiator Spring. Di sana dia kemudian mendapat pembelajaran hidup yang menjadi bekalnya menjuarai kompetisi balap, Piston Cup.
Cars menerima banyak penghargaan diantaranya dari Academy Award dan Golden Globe Award sebagai film Best Animated Feature.
6. Toy Story 2 (1995)
Toy Story 2 merupakan sekuel Toy Story besutan Pixar yang sukses. Toy Story 2 dirilis 4 tahun kemudian yaitu di tahun 1999. Penghargaan yang dimenangkan salah satunya adalah Gambar Terbaik-Musikal atau Komedi di ajang Golden Globe Award. Toy Story 2 juga diumumkan oleh Rotten Tomatoes sebagai Best Rated Movie of All-Time, dengan 100% total rating dari 242 positif dan 0 negatif, sekaligus Best Rated Animated Movie of All-Time.
Toy Story 2 kisahnya semakin menyenangkan. Sebelum pergi ke perkemahan musim panas, Andy hampir saja kehilangan Woody. Andy akhirnya memutuskan untuk tidak membawa Woody bersamanya. Woody terdampar  kotak boneka-boneka yang sedang diobral, sementara Woody berusaha menyelamatkan mainan lain agar tak dijual. Woody pun dicuri oleh pemilik toko mainan serakah. Ternyata Woody adalah mainan yang langka dan sangat berharga. Dia dibawa ke rumah pencuri tersebut di mana dia bertemu mainan lain yang tak pernah dia jumpai sebelumnya. Beruntung,  mainan Andy lainnya juga sedang mencari teman mereka yang hilang.
5. The Incredibles (2004)
The Incredibles dirilis pada tahun 2004 dan animasi pertama dari Pixar yang menampilkan karakter utamanya manusia, bukan hewan atau makhluk khayalan lainnya. The Incredible bercerita tentang sekeluarga superhero. Karena satu kasus yang dibuat ayahnya, akhirnya dibuat peraturan di kota itu tersebut bahwa superhero harus menyembunyikan diri dan tak boleh menunjukkan kekuatan supernya sebab membahayakan bagi yang lain. Keluarga tersebut terpaksa menjalani hidup yang normal dan membosankan.
Kehidupan mulai menyengat kembali sampai ada tawaran dari seorang gadis untuk melakukan tugas rahasia superhero. Bob sang ayah mulai bersemangat. Dia latihan kembali untuk mengembalikan bentuk badannya menjadi atletis, yang mana saat tugas pertama membuat dia kelelahan. Tapi ternyata ini hanyalah jebakan yang dibuat Buddy Pine, mantan Fans The Incredible. Bob tertangkap, keluarganya mencari kemana-mana. Dan mereka terlibat pengalaman seru bersama-sama untuk pertama kalinya.
The Incredibles memenangkan Best Animated Feature dalam ajang Academy Award dan Best Motion Picture dari Golden Globe Award.
4. Up (2009)
Up adalah film kedua dari Pixar yang karakter utamanya adalah manusia. Up menjadi film animasi komputer pertama yang mendapatkan nominasi Academy Award untuk Film Terbaik atau Best Picture. Film ini dirilis pertama di Amerika bertepatan dengan Cannes Film Festival dan merupakan film animasi pertama yang diputar pada perayaan tersebut.
Film ini berkisah tentang kakek bernama Carl Fredricksen yang selalu memimpikan sebuah petualangan besar. Dia selalu ingin menjelajahi daerah-daerah baru dan pergi berkeliling dunia. Sayangnya hingga dia berusia 78 tahun, semua itu hanya sekedar impian saja dan tak pernah jadi kenyataan.
Setelah istrinya meninggal, Carl mendapat masalah baru. Rumahnya akan digusur dan dia terancam berakhir di panti jompo. Merasa tak ada lagi yang bisa menghalanginya melakukan petualangan seperti yang dia impikan, Carl pun bertekad membawa rumahnya pergi mengelilingi dunia. Untuk mencapai tujuannya, Carl mengikatkan ribuan balon ke rumahnya dan menjadikan seluruh rumahnya sebuah balon terbang.
Celakanya, ada satu yang tak dia perhitungkan sebelumnya. Tanpa dia sadari, ternyata Russell, anak berusia delapan tahun yang punya rasa ingin tahu berlebihan, ikut terbawa dalam perjalanan. Akhirnya mau tak mau Carl harus membawa pergi Russell juga dan berharap bahwa mereka tak akan terlibat masalah besar karena ulah Russell.
3. Wall-E (2008)
Ajaib! Wall-E adalah film Pixar yang sukses dan berhasil memukau penonton dengan animasi tanpa dialog! Bahkan Wall-E juga termasuk film Pixar yang memenangkan Academy Award dan Golden Globe Award.
Film ini bercerita tentang sebuah robot bernama Wall-E. Wall-E merupakan sebuah robot pengepak sampah. Diceritakan bumi sudah tidak layak lagi untuk ditinggali karena sudah terlalu banyak sampah menggunung dan pada akhirnya manusia meninggalkan bumi dan hidup pada sebuah koloni antariksa yang bernama Axiom. Semua ini menjadi mungkin karena dunia sudah dikuasai sebuah mega-corporation yang bernama Buy ‘n Large (BnL) yang menguasai semua perekonomian, termasuk pemerintahan. Karena sampah yang sudah menggunung dimana-mana, dibuatlah Wall-E sebagai robot pengepak sampah.
Rencana awalnya manusia hidup di Axiom hanya dalam waktu 5 tahun selagi Wall-E membersihkan sampah-sampah yang ada. Namun pada akhirnya bumi dinyatakan terlalu berbahaya untuk ditinggali sehingga manusia tetap hidup di Axiom hingga 700 tahun lamanya. Wall-E menjadi kesepian sampai dia bertemu dengan Eve, sebuah robot peneliti yang dikirim dari Axiom. Eve bertugas mencari tanaman hidup di bumi. Kemudian Wall-E jatuh cinta pada Eve.
2. Ratatouille (2007)
Ratatouille menjadi film animasi dengan total rating tertinggi dari MetaCritic dengan 96 %. Film ini juga mendapat penghargaan Academy Award dan Golden Globe Award. Filmnya laris meraup USD 621 Juta dari seluruh dunia serta pujian dari para kritikus film.
Film animasi ini berkisah tentang seekor tikus yang memiliki citarasa tinggi terhadap makanan. Sejak awal, tikus yang satu ini memang unik, selalu tertarik terhadap masak-memasak. Seolah manusia yang jatuh hati pada dunia memasak, dia juga antusias terhadap acara di televisi yang menayangkan tentang memasak. Dia juga membaca buku tentang masakan.Suatu hari, dia menyadari bahwa rasa itu unik. Satu dengan yang lainnya berbeda. Namun perpaduan antara rasa-rasa itu dapat menambah kelezatan sebuah makanan.
Tetapi nasib sebagai seekor tikus, manusia tidak suka akan kehadirannya. Tikus yang identik dengan kotoran itu selalu menjadi musuh. Dia kemudian meneruskan hobi memasaknya dengan membantu seorang pemuda yang baru saja diterima kerja menjadi koki di sebuah restoran di Paris.
1. Toy Story 3 (2010)
Lagi-lagi Toy Story yang masuk dalam 10 besar film animasi terbaik buatan Pixar dan bahkan menurut saya Toy Story 3 adalah yang nomor 1. Ketiga seri Toy Story menjadi trilogy terbaik diumumkan oleh Rotten Tomatoes. Masing-masing filmnya mendapatkan rating 100%, 100% dan 99% dan dengan rating rata-rata 99,7%. Menjadikan trilogy film ini trilogy terbaik sepanjang masa, mengalahkan trilogi The Lord of the Rings atau trilogi The Godfather.
Toy Story 3 adalah satu-satunya film animasi yang berhasil mendapatkan keuntungan di atas USD 1 miliar. Toy Story 3 juga adalah film animasi dengan keuntungan tertinggi sejauh ini, mematahkan rekor Shrek 2 dengan USD 919 juta. Toy Story 3 termasuk di posisi kelima dalam urutan film tersukses sepanjang masa dan merupakan film dengan keuntungan tertinggi ditahun 2010.
Toys Story 3 bercerita tentang Andy yang sudah dewasa dan harus membereskan semua mainan yang dimilikinya, termasuk Woody. Kemudian Ibu Andy memberikan semua mainan Andy ke Taman Kanak-Kanak di kota, tetapi Woody mencoba menyelamatkan teman-temannya dari sana.
Nah, itu dia 10 film animasi terbaik buatan Pixar Animation Studios versi Kusukasuka.com. Yang mana favoritmu?
[toggle_box title="Penghargaan-penghargaan Film Pixar Animation Studios" width="Width of toggle box"]
  • Toy Story (1995)
    • Academy Award: Special Achievement Academy Award (untuk produser Toy Story dan untuk pencapaian pembuatan film animasi komputer pertama kali), Best Original Screenplay, Best Original Song (You Got a Friend in Me) dan Best Original Score.
    • Golden Globe Award: Best Motion Picture (Comedy/Musical) dan Best Original Song (You Got a Friend in Me).
  • A Bug’s Life (1998)
    • Academy Award: Best Original Score
    • Golden Globe Award: Best Original Score (Comedy/Musical).
  • Toy Story 2 (1999)
    • Academy Award: Best Original Song (When She Loved Me).
    • Golden Globe Award: Best Motion Picture (Comedy/Musical) dan Best Original Song (When She Loved Me).
  • Monsters, Inc. (2001)
    • Academy Award: Best Animated Feature, Best Original Song (If I Didn’t Have You), Best Sound Editing, dan Best Original Score.
    • Golden Globe Award: Best Original Score dan Best Original Song (If I Didn’t Have You).
  • Finding Nemo (2003)
    • Academy Award: Best Animated Feature, Best Original Score, Best Sound Editing, dan Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Best Motion Picture (Comedy/Musical).
  • The Incredibles (2004)
    • Academy Award: Best Animated Feature, Best Sound Editing, Best Sound Mixing dan Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Best Motion Picture (Comedy/Musical).
  • Cars (2006)
    • Academy Award: Best Animated Feature dan Best Original Song (Our Town).
    • Golden Globe Award: Best Animated Feature dan Best Original Song (Our Town).
  • Ratatouille (2007)
    • Academy Award: Best Animated Feature, Best Original Score, Best Sound Editing, Best Sound Mixing, dan Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Best Animated Feature.
  • Wall-E (2008)
    • Academy Award: Best Animated Feature, Best Original Score, Best Original Song (Down to Earth), Best Sound Editing, Best Sound Mixing, dan Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Best Animated Feature dan Best Original Song (Down to Earth).
  • Up (2009)
    • Academy Award: Best Picture, Best Animated Feature, Best Original Score, Best Original Song, Best Sound Mixing, Best Sound Editing, dan Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Best Animated Feature dan Best Original Score.
  • Toy Story 3 (2010)
    • Academy Award: Best Picture, Best Adapted Screenplay, Best Animated Feature, Best Original Song (We Belong Together), dan Best Sound Editing.
    • Golden Globe Award: Best Animated Feature.
Sumber: wikipedia.org
[/toggle_box]

http://kusukasuka.com/sukanonton/movie-features/10-film-terbaik-produksi-pixar-animation-studios/

Pixar

Pixar Animation Studios

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pixar Animation Studios
Jenis Anak perusahaan
Industri
Pendahulu The Graphics Group of Lucasfilm Computer Division (1979–86)
Didirikan
Pendiri
Kantor pusat Emeryville, California, Amerika Serikat
Tokoh penting
Produk Pixar Image Computer, RenderMan, Marionette
Induk Lucasfilm (1979–1986), Independent (1986–2006),
The Walt Disney Studios
(The Walt Disney Company) (2006–sekarang)
Anak perusahaan Pixar Canada (Tutup)
Situs web pixar.com
Pixar Animation Studios, atau hanya Pixar, distilasi sebagai PIXAR) adalah sebuah studio animasi komputer Amerika Serikat yang berpusat di Emeryville, California. Studio ini terkenal karena CGI-film animasi yang dibuat dengan PhotoRealistic RenderMan, implementasi sendiri dari industri RenderManimage-rendering antarmuka pemrograman aplikasi yang digunakan untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Pixar dimulai pada tahun 1979 sebagai Graphics Grup, bagian dari divisi komputer Lucasfilmsebelum nya keluar sebagai sebuah perusahaan pada tahun 1986 yang dibiayai oleh Apple Inc. bersama salah seorang pendiri Steve Jobs, yang menjadi pemegang saham mayoritas.[1] The Walt Disney Company membeli Pixar pada tahun 2006 pada dengan $7.4 milyar, transaksi yang dilakukan pemegang saham terbesar Jobs Disney.
Pixar telah menghasilkan empat belas film, yang dimulai dengan Toy Story pada tahun 1995. Semua film telah menerima keberhasilan, kecuali Cars 2, sementara sukses secara komersial, menerima pujian substansial kurang dari produksi Pixar lainnya.[2] Semua keempat belas film telah memulai debutnya dengan rating CinemaScore minimal "A-", menunjukkan penerimaan yang sangat positif dengan khalayak.[3] Studio ini juga telah menghasilkan beberapa film pendek. Pada Desember 2013, filmnya telah membuat keuntungan lebih dari $8.5 miliar di seluruh dunia,[4] dengan pendapatan kotor seluruh dunia rata-rata $607 miliar per film.[5] Finding Nemo dan Toy Story 3 adalah salah satu 50 film terlaris tertinggi sepanjang masa, dan semua film Pixar adalah salah satu 50 film animasi paling sukses, termasuk Toy Story 3 yang tertinggi sepanjang masa, Pendapatan kotor mencapai lebih dari $1 milyar di seluruh dunia.
Studio ini telah menerima 27 Academy Award, tujuh Penghargaan Golden Globe, dan delapan Penghargaan Grammy, di antara banyak penghargaan lainnya dan ucapan terimakasih. Sejak peresmian penghargaan pada tahun 2001, sebagian besar film Pixar telah dinominasikan untuk Film Animasi Terbaik (Oscar), dengan tujuh kemenangan: Finding Nemo, The Incredibles, Ratatouille, WALL-E, Up, Toy Story 3, dan Brave (bersama Monsters, Inc. dan Cars hanya dua saja yang dinominasikan untuk penghargaan). Up dan Toy Story 3 adalah film animasi kedua dan ketiga yang akan dinominasikan untuk Film Terbaik (yang diawali dengan Beauty and the Beast). Pada 6 September 2009, pelaksana John Lasseter, Brad Bird, Pete Docter, Andrew Stanton, dan Lee Unkrich menyampaikan Golden Lion untuk Lifetime Achievement oleh Biennale Festival Film Venice. Penghargaan ini disampaikan oleh pendiri Lucasfilm George Lucas.

Film

Hasil komersial

Film Tahun Keuntungan Ulasan
Metacritic
Ulasan
Rotten Tomatoes
Toy Story
1995
$361,958,736
91
100
A Bug's Life
1998
$363,398,565
77
92
Toy Story 2
1999
$485,015,179
87
100
Monsters, Inc.
2001
$525,366,597
78
96
Finding Nemo
2003
$864,625,978
89
98
The Incredibles
2004
$631,442,092
90
96
Cars
2006
$461,981,197
73
76
Ratatouille
2007
$621.445.654
96
97
WALL-E
2008
$521.936.655
88
97
Up
2009
$727.820.090
90
99
Toy Story 3
2010
$1,063,143,492
93
99
Cars 2
2011
$501,351,457
57
35
Monsters University
2013
$743,559,607
65
78

Kawasan studio Pixar di Emeryville

Trivia

  • Toy Story 3 adalah satu-satunya film animasi yang berhasil mendapatkan keuntungan di atas $1 miliar, dan hanya film ketujuh yang melakukannya. Toy Story 3 juga adalah film animasi dengan keuntungan tertinggi sejauh ini, mematahkan rekor Shrek 2 dengan $919 juta. Toy Story 3 termasuk diposisi kelima dalam urutan film tersukses sepanjang masa, dan merupakan film dengan keuntungan tertinggi pada tahun 2010.
  • Toy Story 2 diumumkan oleh Rotten Tomatoes sebagai Best Rated Movie of All-Time, dengan 100% total rating dari 242 positif dan 0 negatif, sekaligus Best Rated Animated Movie of All-Time.
  • Ketiga seri Toy Story menjadi trilogy terbaik diumumkan oleh Rotten Tomatoes. Masing-masing filmnya mendapatkan rating 100%, 100% dan 99% dan dengan rating rata-rata 99,7%, menjadikan trilogy film ini trilogy terbaik sepanjang masa, mengalahkan trilogy The Lord of the Rings atau trilogy The Godfather.
  • Ratatouille menjadi film animasi dengan total rating tertinggi dari MetaCritic dengan 96%, mengalahkan rekor temannya sendiri, Toy Story pada tahun 1995 yang mendapatkan total rating 91%
  • Semenjak kesuksesan Monsters, Inc. dan Finding Nemo, Film Cars adalah satu-satunya animasi dari Pixar yang gagal mendapatkan keuntungan di atas 500 Juta Dollar Amerika Serikat
  • The Incredibles adalah animasi pertama dari Pixar yang menampilkan karakter utamanya manusia, bukan hewan atau makhluk khayalan lainnya. Lalu dilanjutkan oleh Up yang juga menampilkan karakter utamanya manusia.
  • Enam dari semua film animasi Pixar berhasil memenangkan Academy Award untuk kategori "Best Animated Feature", yaitu Finding Nemo tahun 2003, The Incredibles tahun 2004, Ratatouille tahun 2007, WALL-E tahun 2008, Up tahun 2009, dan Toy Story 3 tahun 2010. Dua animasi lainnya yang mendapatkan nominasi yang sama tapi gagal memenangkannya adalah Monsters, Inc. tahun 2001 yang kalah oleh Shrek, dan Cars pada tahun 2006 yang kalah oleh Happy Feet
  • Pixar juga adalah produsen animasi yang paling sukses dalam penghargaan "Best Animated Feature" dengan memenangkan enam dari delapan nominasi, pesaing terdekatnya adalah DreamWorks Animation SKG yang telah memenangkan 1 dari 6 nominasi
  • Up menjadi film animasi komputer pertama yang mendapatkan nominasi Academy Award untuk Film Terbaik atau Best Picture, dan kedua untuk animasi keseluruhan setelah Beauty and The Beast pada tahun 1991. Toy Story 3 juga berhasil mendapatkan nominasi Best Picture, menjadikannya film animasi ketiga dan film animasi komputer kedua.
  • Cars 2 adalah film terburuk yang diproduksi Pixar karena tidak seperti pendahulunya yang mendaptkan rating positive.Cars 2 mendapatkan rating 54 dari Metacritic dan 35 dari Rotten Tomatoes.

Penghargaan dan Nominasi dari Academy Award

Nominasi yang dimenangkan ada ditulisan yang ditebalkan.
  • Toy Story (1995)
    • Academy Award: Nominasi : Special Achievement Academy Award: Untuk produser Toy Story, untuk pencapaian pembuatan film animasi komputer pertama kali, Best Original Screenplay, Best Original Song ("You Got a Friend in Me") & Best Original Score.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Motion Picture: Comedy/Musical & Best Original Song ("You Got a Friend in Me").
  • A Bug's Life (1998)
  • Toy Story 2 (1999)
    • Academy Award: Nominasi : Best Original Song ("When She Loved Me").
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Motion Picture: Comedy/Musical & Best Original Song ("When She Loved Me").
  • Monsters, Inc. (2001)
    • Academy Award: Nominasi : Best Animated Feature, Best Original Song ("If I Didn't Have You"), Best Sound Editing, & Best Original Score.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Original Score & Best Original Song ("If I Didn't Have You").
  • Finding Nemo (2003)
    • Academy Award: Nominasi : Best Animated Feature, Best Original Score, Best Sound Editing, & Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Motion Picture: Comedy/Musical.
  • The Incredibles (2004)
    • Academy Award: Nominasi : Best Animated Feature, Best Sound Editing, Best Sound Mixing & Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Motion Picture: Comedy/Musical.
  • Cars (2006)
    • Academy Award: Nominasi : Best Animated Feature & Best Original Song ("Our Town").
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Animated Feature & Best Original Song ("Our Town").
  • Ratatouille (2007)
    • Academy Award: Nominasi : Best Animated Feature, Best Original Score, Best Sound Editing, Best Sound Mixing, & Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Animated Feature.
  • WALL-E (2008)
    • Academy Award: Nominasi : Best Animated Feature, Best Original Score, Best Original Song ("Down to Earth"), Best Sound Editing, Best Sound Mixing, & Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Animated Feature & Best Original Song ("Down to Earth").
  • Up (2009)
    • Academy Award: Nominasi : Best Picture, Best Animated Feature, Best Original Score, Best Original Song, Best Sound Mixing, Best Sound Editing, & Best Original Screenplay.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Animated Feature & Best Original Score.
  • Toy Story 3 (2010)
    • Academy Award: Nominasi : Best Picture, Best Adapted Screenplay, Best Animated Feature, Best Original Song ("We Belong Together"), & Best Sound Editing.
    • Golden Globe Award: Nominasi : Best Animated Feature.

Film yang akan datang

  • Cars 2 - akan ditayangkan pada tahun 2011, post-produksi.
  • Newt - direncanakan rilis pada tahun 2011, produksi.
  • The Bear and the Bow - direncanakan rilis pada tahun 2012, produksi.

Catatan kaki

  1. ^ a b "Pixar Founding Documents". Alvy Ray Smith. Diakses January 11, 2011.
  2. ^ Tyler, Josh (June 23, 2011). "It's Official, Cars 2 Is Pixar's First Bad Movie". Cinema Blend. Diakses December 22, 2013.
  3. ^ Nikki Finke (June 23, 2013). "Monsters University’ Global Total $136.5M: #1 N.A. With $82M For Pixar’s 2nd Biggest; ‘World War Z’ Zombies $112M Worldwide: $66M Domestic Is Biggest Opening For Original Live Action Film Since ‘Avatar’". Deadline.com. PMC Network. Diakses June 23, 2013.
  4. ^ "Pixar". Box Office Mojo. Diakses December 22, 2013.
  5. ^ When added to foreign grosses Pixar Movies at the Box Office Box Office Mojo