Perjalanan Animasi Indonesia
Achmad Rofiq bersama mas Chandra Endroputro (Pixel Efekt) |
Keberlangsungan animasi di tanah air kemudian dilanjutkan oleh stasiun TVRI yang
menampilkan program-program animasi di beberapa segmen tayangannya. Hingga tahun
1970-an, film animasi semakin bermunculan, ditandai oleh film Si Huma produksi PPFN yang cukup fenomenal (karya Pak Partono Soenyoto). Dilanjutkan dengan Si Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi)
dalam salah satu episode berupa animasi gabungan stop motion, paper cut &
2D bercerita tentang TIMUN MAS.
bersama animator senior: pak Partono Soenyoto (animator si HUMA) & Wiryadi Dharmawan (DGM Animation) |
Di akhir tahun 80-an
menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan animasi yang
menerima order dari luar negeri seperti Asiana Wang Animation (kerja sama
dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya
Jepang/ Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket di Bandung, Bening di
Yogyakarta, Tegal Kartun, dan seterusnya hingga muncul di tahun 90-an, beberapa
perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata, Matahari
Studio (lebih ke game animation), dan generasi baru seperti Wahyu Aditya dengan
Hello;motion-nya.
Pertama kali
animasi Indonesia dipresentasikan dunia luar adalah saat Dwi Koendoro diundang
undang untuk memngikuti Festival Animasi Internasional di Hiroshima Jepang pada
tahun 1994. Pada
saat presentasi, beliau mengatakan ”…we, Indonesian have the origin of
animation…” Beliau tambah dengan beberapa contoh mengenai pewayangan. Bagi yang
mengenal wayang, mereka membenarkan, bagi yang tidak mengenal wayang, mereka
ingin mengetahui bahkan memperdalam.
Di kota pahlawan Surabaya tampil PT INDEX di bawah pimpinan
Yuwono. Yang karya film penyuluhannya memenangkan penghargaan dari FSI 1994.
Yuwono tak hanya melakukan eksperimen, namun sudah mampu memproduksi karya
animasi baik untuk keperluan film iklan maupun serial TV. Tercatat serial
animasi 3D : HELLA, HELLI, HELLO. Sebelum film 3D Animation pertama studio Disney
TOY STORY di putar di Indonesia.
Pada tahun
2000-an, film animasi layar lebar Homeland dan Janus Prajurit Terakhir sempat
memberi kita harapan akan masa depan industri film yang bercikal bakal dari
artwork komik. Video klip dengan teknik animasi juga sudah menjadi tren pada
tahun ini, sebut saja video klip “Bayangkanlah” yang dilantunkan oleh grup band
Padi. Video klip itu menceritakan tekanan kekerasan dunia yang mengancam
kehidupan manusia dibuat oleh Wahyu Aditya yang juga seorang pemilik sekolah
animasi “HelloMotion di Jakarta.
Pria 28 tahun kelahiran Malang itu juga telah banyak mendapatkan
kesempatan berkeliling dunia karena prestasinya dibidang animasi baik melalui
festival internasional maupun undangan sebagai nara sumber seminar di luar negeri.
Wahyu Aditya |
Pada sekitar tahun 2006,
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran Industri Kreatif “Cams Solution” yang berdiri di kawasan BSD Tanggerang. Perusahaan
ini didirikan oleh Peni Cameron, wanita yang sudah tidak asing lagi di dunia
animasi di Indonesia. Meskipun bukan animator, beliau adalah salah satu pendiri
AINAKI. Kiprahnya untuk memajukan industri animasi di Indonesia semakin
berpijar ketika beliau membuat sebuah program Road To Animation Festivals 2007
dengan menggelar road show (seminar dan diskusi animasi ) di 12 kota, yakni
Medan, Padang, Jakarta, bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin,
Balikpapan, Manado, Makasar dan Jayapura. Program tersebut juga didukung oleh
Kementrian Negara Riset dan Teknologi, TV Lokal, SMKN 5 Yogyakarta, SMKN 14
Bandung, SMKN 9 Malang, SMKN 5 Malang, SMKN Denpasar dan lain-lain.
Road to Animation Festival & CAM's award |
Beberapa festival juga
berhasil diselenggarakan mulai tahun 2007 antara lain CAMS AWARD dan Indonesia
Creative Idol. Program penyiaran serial animasi juga mulai ditayangkan di 25
stasiun TV lokal se – Indonesia. Program penyiaran tersebut tentunya
menayangkan film seri animasi yang diproduksi oleh CAM’S dan beberapa studio
animasi ternama di Indonesia antara lain, Kojo Anima – Bandung dan K-deep
Animation (sekarang DGMaxinema)– Malang.
Adapun beberapa pameran
atau festival animasi yang pernah diadakan di Indonesia antara lain :
·
FFAI (Festival Film Animasi Indonesia) –
Dewan kesenian Jakarta
· PEKAN (Pekan Komik dan Animasi Nasional) –
DEPBUDPAR & DEPDIKNAS
·
FAN (Festival Animasi Nasional) – Depdiknas
& AINAKI
·
Urbanimation – Dewan Kesenian Jakarta
·
Hello;Fest – Hello;Motion – tahunan
·
FGAI (Festival Game dan Animasi Indonesia) –
Depdiknas
Cukup menarik apabila
dilihat pada daftar beberapa kegiatan animasi yang telah disebutkan diatas,
bahwa ada beberapa even yang diadakan oleh Depdiknas (Departemen Pendidikan
Nasional). Hal ini tidak lain adalah karena komitmen yang besar akan upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas animasi di Indonesia
dari beberapa tokoh penting di Departemen tersebut seperti Dr. Ir. Gatot Hari Priyowirjanto
yang telah bersemangat bersama praktisi dan komunitas animasi untuk membuat
gebrakan industri animasi Indonesia, atas prakarsa beliau jugalah “Kampung
Animasi” didirikan di kota Malang.
Adapun beberapa nama yang
seringkali muncul diberbagai festival seperti Wiryadi Dharmawan, Tosan
Priyonggo, M. Solikin, Firman Widyasmara, Gangsar Waskito adalah sebagian dari
beberapa animator yang sampai sekarang masih memproduksi film-film animasi
pendek yang diperuntukkan sebagai hobi dan untuk kepentingan eksperimental serta
festival.
Talenta animasi di Indonesia
Dalam perjalanan animasi Indonesia, keberadaan talenta
animator di Indonesia sendiri amatlah sangat banyak dan juga tak kalah
maju dengan negara-negara asia lainnya. Hanya saja keberadaan mereka
tidak
didukung oleh manajement yang kuat dan rapi. Sama seperti halnya
seniman, animator juga harus didukung oleh banyak aspek yang berhubungan
langsung dengan pemerintah dan
tenaga kerja (industri) agar karya animasi bisa bergaung di dalam dan
di luar
negeri. Animator Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit
maupun wayang golek, leluhur kita piawai dalam membuat candi & pura,
sehingga gambar detail dan indah bukan masalah bagi masyarakat Indonesia.
Sekarang ini, di Jakarta jauh lebih susah/ langka mencari animator 2D ( yang
berstandard internasional) dibandingkan mencari animator 3D, beberapa animator 2D yang handal,
kini bergabung dengan rumah produksi maupun post production, yang mengerjakan
TV commercial dll.
Beberapa tokoh animator
di Indonesia yang masih terus berkarya adalah Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gatot
Prakosa yang senimator (seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak Raden &
Pak Denny Djunaid yang berjuang di era animasi TV swasta pertama (sejaman dengan munculnya
RCTI) untuk iklan, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket,
lalu beberapa nama yang membuat 3D animasi seperti Mas Chandra Endroputro, untuk JANUS; film
layar lebar gabungan life & 3D, Deddy Samsudin untuk berbagai animasi iklan
TV, hingga yang terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar
lebar Sing to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam. Deswara Aulia dengan
siaran radio mengenai animasinya di internet, serta Bambang Gunawan atau yang
lebih dikenal sebagai Mas Be dengan blog dan
buku “nganimasi” kreatifnya.
Janus Prajurit terakhir -film animasi live-action pertama Indonesia (produksi Pixel Efekt) |
Diluar
nama-nama yang telah saya sebutkan diatas, masih ada sederet
talent-talenta animasi lain yang banyak mendapat sorotan media atas
kiprah mereka di film-film internasional: seperti Rini Triyani Sugianto (
animator The Adventure of Tintin: Secret of The Unicorn ), Marsha Chikita Fawzi ( yang terlibat juga dalam pengerjaan animasi Ipin Upin karya Las' Copaque Malaysia) dan beberapa nama-nama lain yang tidak bisa saya sebutkan secara komplit disini. (sumber: 7 animator Indonesia Berprestasi Internasional )
http://rofiqartoon.blogspot.com/2013/06/perjalanan-animasi-indonesia.html
Sejarah Animasi Indonesia
Sejarah Animasi Indonesia mulai diketahui sejak ditemukannya Cave Pinting
yang bercerita mengenai binatang buruan atau hal-hal yang berbau
mistis. Sejak tahun 1933 di Indonesia banyak koran lokal yang memut
iklan Walt Disney. Kemudian pada tahun 1955, Presiden Soekarno yang
sangat menghargai seni mengirim seorang seniman bernama Dukut Hendronoto
(Pak Ook) untuk belajar animasi di studio Walt Disney. Setelah
belajar selama 3 bulan, ia kembali ke Indonesia dan membuat film animasi
pertama bernama “Si Doel Memilih”. Film animasi 2 dimensi tentang
kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi awal dimulainya
animasi modern di Indonesia.
Pada tahun 1963 Dukut Hendronoto (Pak Ook) pindah ke salah satu
stasiun TV di Indonesia milih Negara dan mengembangkan animasi di sana
dalam salah satu program namun kemudian program itu dilarang. Di tahun
tersebut stasiun TV tersebut merupakan stasiun TV yang ada di Indonesia.
Stasiun ini sudah memulai menayangkan film-film yang dibuat oleh Walt
Disney dan Hanna-Barbera, sekitar tahun 1970.Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera seluloid 8mm, terlalu banyaknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut, akhirnya menjadi penggagas adanya festival film, di festival film itu juga ada beberapa film animasi Batu Setahun, Trondolo dll.
Pada tahun 90-an sudah banyak berbagai film animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara yang kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35 mm. Kemudian ada serial “Hela,Heli,Helo” yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di Surabaya. Tahun 1998 mulai ada film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si Kancil, dan an pada era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari negara Jepang seperti Doraemon dll.
Diantara sekian banyak studio animasi yang terdapat di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, dll. Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi merambah ke layar lebar diantaranya “Janus Perajurit Terakhir”
Pada 7 Mei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. Film ini berkisah soal petulangan seorang bocah bernama Bumi yang berusaha menemukan tempat tinggalnya di dunia yang imajiner. Dalam menempuh perjalanan itu Bumi ditemani beragam binatang yang memiliki indra dan berjiwa dan mempunyai kepribadian serta bisa berbicara sebagaimana layaknya manusia. Film ini digarap selama satu tahun di bawah payung Studio Kasatmata di Jogjakarta.
Di antara suguhan berbagai serial kartun dari Nickelodeon, menyelipkan satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli anak negeri ini yang merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang sebelumnya lebih sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Animasi ini mencitrakan Kabayan sebagai seorang anak berumur 10 tahun, bertubuh gemuk, rajin, jujur, dan bijaksana. Kabayan memiliki teman imajinasi seekor kunang-kunang bernama Lip Lap. Dia selalu mengikuti dan menemani Kabayan ke mana pun. Lip Lap sering menyemangati Kabayan bila sedang putus asa dan mengingatkan bocah tersebut bila berbuat salah.
Pada tahun 2008, Indonesia berhasil membuat film animasi 3D pertama yang ditayangkan di layar lebar dan juga sudah berhasil Go Internasional (didistribusikan ke berbagai negara mulai dari Singapura, Korea, dan Rusia). Film animasi yang berjudul “Meraih Mimpi” tersebut diproduksi Infinite Frameworks (IFW), studio animasi yang berpusat di Batam. Film ini merupakan adapatasi dari buku karya Minfung Ho berjudul Sing to The Dawn. Buku tersebut bercerita tentang kakak beradik yang berusaha melindungi tempat tinggal mereka dari kontraktor penipu. IFW membuat adapatasi buku Minfung Ho tersebut atas permintaan pemerintah Singapura yang ingin buku wajib baca di beberapa SD di Singapura tersebut dibuatkan filmnya. Begitu mendapat tawaran, IFW langsung memulai pengerjaan film Sing to The Dawn. Dan untuk diketahui lebih dari 150 animator yang turut andil di dalamnya
7 Animator Asal Indonesia yang Mendunia
1. Rini Sugianto
Berawal dari kecintaan terhadap karakter fiksi seorang jurnalis
berjambul bernama Tintin, seorang animator muda asal Indonesia bernama
Rini Sugianto sukses menembus kancah perfilman Hollywood. Rini, lulusan
S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California, yang saat ini
bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru,
baru-baru ini ikut menggarap film “The Adventures of Tintin.” Dalam film
ini, Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. Dia
mengerjakan paling banyak adegannya, total ada 70 shot di film Tintin.
Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood
lainnya. film The Avengers, gabungan superhero seperti “Thor” dan
“Captain America”. M2. Griselda Sastrawinata
Griselda pindah ke AS sejak dari Bangku kelas 2 SMA dan menamatkan SMA di sana, lalu ia melanjutkan ke Art Center College of Design di Pasadena, AS. Selain bekerja di Dreamwork, Griselda juga mengajar ilmu komunikasi visual di kampus almamaternya. Shrek adalah salah satu film produksi dari Hollywood yang melibatkan Griselda Sastrawinata, seorang animator asal Indonesia yang tinggal di California, Amerika. Ia bekerja untuk studio animasi terkenal Dreamwork. Perusahaan film animasi inilah yang sudah memproduksi berbagai film terkenal seperti Kungfu Panda, Madagascar, Monster Aliens, serta banyak yang terkenal lainnya.
3. Andre Surya
Lahir di Jakarta, 1 Oktober 1984, studi di Jurusan Desain Komunikasi Visual Univeritas Tarumanagara, Jakarta. Andre adalah satu-satunya digital artist asal Indonesia. Ia bernaung di divisi Industrial Light and Magic (ILM) Lucasfilm Singapore. Lucasfilm merupakan salah satu production company tersukses di dunia, yang didirikan tahun 1971 oleh George Lucas, sutradara Star Wars. Karya lainnya, City of Enhasa, juga meraih juara satu di Future World Contest. Iron Man adalah film pertama yang ia kerjakan. Setelah itu, ia terlibat dalam penggarapan sejumlah judul film seperti Star Trek, Terminator Salvation, Transformers: Revenge of the Fallen, dan Iron Man 2. Ia juga ikut menggarap Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Surrogates, dan Transformers: Revenge of the Fallen.
4. Christiawan Lie
Chris Lie, tamatan ITB dan peraih beasiswa full bright untuk kuliah di jurusan sequential art (komik) di Savannah College of Art and Design, Amerika Serikat merupakan salah satu pekerja dibalik layar beberapa film terkenal. Sebut saja Transformers 3, GI Joe, hingga yang terbaru Spiderman 4. Bahkan,saat ini dia juga tengah merampungkan beberapa proyek gim, seperti Starwars dan Lord of the Rings.
5. Wirawinata
Lulusan Nanyang Polytechnic (Singapore) dan Art Centre Collage of Design (Passadena/ CA-US) ini awal nya sekedar menyelesaikan film animasi “The Little Red Plane” sebagai final project kelulusan di Art Centre, dan iseng” mengirimkan film mereka ke festival film animasi Internasional. Diluar dugaan The Litte Red Plane meraih banyak penghargaan seperti medali emas Student Emmy Award dan Dance With Film, Piala Kristal di Festival Film Heartland, serta ditayangkan khusus di Festival Film Cannes. Kini Wira dengan perusahaan yang didirikannya Shadedbox mulai beralih ke dunia animasi komersial, dengan bekerja sama dengan Cartoon Network, The Gotham Group, Buena Vista Games, Sony Computer Entertainment of America, Microsoft, Midway Games dan Landor. Karya lainnya seperti pembuatan animasi iklan: Burger King, Toyota Yaris, Air Transport Authority dan FIlm Animasi Desperate Housewives.
6. Marsha Chikita
Animator Film Upin-Ipin namanya Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi , kiki panggilan akrab anak ikang fauzi ini saat memulai Karirnya saat ikut program magang di perusahaan di Las’ Copaque Production(rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin). Sejak awal 2010, dia diterima di sana. Bahkan, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebut. Dia terjun langsung ikut membuat animasi film anak-anak yang banyak digemari di Indonesia itu. Meski magang, Kiki sudah dibayar RM 500 (ringgit Malaysia) atau Rp 1.400.000 (kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulan. Lantaran pekerjaannya dinilai istimewa, Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan dengan gaji lebih besar. Awalnya, Marsha bekerja serabutan di studio itu.
7. Pamela Halomoan
Animator dan ilustrator bernama Pamela Haloman. Di usianya yang baru 19 tahun, karya Pamela telah dinikmati masyarakat Singapura, Amerika, Inggris dan Turki. Tida hanya itu, karakter yang Ia buat telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung saat dipamerkan di Singapore Game Toy Comic Convention. Ribuan karakter telah dibuat oleh Pamela, namun salah satu karakter bernama “Wolly” yang membuat Pamela mendapat cukup perhatian. Wolly adalah salah satu karakter ciptaan Pamela yang digambarkan dengan muka seekor babi dengan mata setengah terbuka yang diikuti bentuk badan penggabungan dari beberapa hewan. Pameran pertama Pamela pun dilakukan di Papertoys Exhibition di Turki dan langsung mendapat perhatian dari pihak galeri.
http://andriyani53.wordpress.com/2013/10/21/sejarah-animasi-indonesia/